Sleman (newsflash-ri)____Wilayah Krapyak, Desa Margoagung, Kapanewon Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta pernah dikukuhkan sebagai Sentra Industri Tahu karena mayoritas warga setempat menekuni usaha pengolahan kedelai ini.
"Saat ini ada 75 pengrajin tahu yang meliputi tiga padukuhan Kring 8, 9 dan 10 Krapyak Barepan dengan total 150 tenaga kerja," kata Ketua Kelompok Sentra Industri Tahu Krapyak Bapak Irwanto,Sabtu (8/5/2021). Menurut dia, rata-rata setiap hari para pengrajin bisa memproduksi 2,5 ton kedelai menjadi tahu kuning yang dipasarkan di pasar tradisional.
Kelompok Sentra Industri Tahu Krapyak tergabung dalam satu kelompok paguyuban dengan nama Paguyuban sentra tahu Krapyak.
Melambungnya harga kacang kedelai akhir-akhir ini dari sebelumnya Rp 7.000 s/d Rp 8.000 per kg, diharga normal naik menjadi Rp 11.000 s/d 12.000 per kg sekarang ini.
Kondisi ini berdampak luas dirasakan langsung masyarakat dan pelaku usaha tahu tempe di seluruh wilayah termasuk di wilayah Kabupaten Sleman ( Paguyuban Sentra Tahu Krapyak).
Dampak nyata kenaikan harga kedelai tersebut mengakibatkan adanya ajakan untuk melakukan mogok produksi nasional selama 3 hari dari tanggal 28 s/d 30 Mei 2021 yang akan dilakukan oleh kelompok pelaku usaha tahu tempe jawa barat ( KOPTI Jawa Barat) langkah tersebut diambil sebagai bentuk protes kepada pemerintah karena harga kedelai yang mahal.
Terkait dengan adanya ajakan tersebut, ketua Paguyuban Sentra Tahu Krapyak, Seyegan, Sleman ketika dikonfirmasi menegaskan ajakan atau himbauan tersebut tidak akan mempengaruhi kelompok. Kami selaku pelaku usaha tahu akan tetap berproduksi karena kami sadar itu sudah menjadi resiko usaha dimana kadang kala bahan baku mahal dan sulit, tapi ya bagaimana lagi daripada tidak berproduksi itu kan sama saja bunuh diri! tandasnya.
Kami menyadari bahwa tahu sudah menjadi bagian kebutuhan hidup masyarakat kalau kami tidak berproduksi masyarakat bagaimana, meskipun biaya produksi sangat tinggi tapi kami mencoba menaikkan harga hasil produksi yang masih bisa dijangkau masyarakat.
Sementara itu bagian Humas Paguyuban Sentra Tahu Krapyak, Seyegan, Sleman Bapak Mujiman, ketika dikonfirmasi menjelaskan bahwa paguyuban akan komitmen bertahan dalam situasi sulit dan percaya kondisi akan membaik seperti semula. Paguyuban akan meminta pendampingan kepada Disperindag Kabupaten Sleman selaku lembaga yang menaungi paguyuban. Kami akan terus memberikan semangat dan motivasi kepada anggota paguyuban agar mereka tidak patah semangat.
Secara terpisah Ibu Fitriana Nurhayati selaku Kasi Distribusi dan Pemasaran Disperindag Sleman terkait dampak kenaikan harga kedelai di wilayah Sleman khususnya pada penjual maupun produsen tempe dan tahu. Bahwa Disperindag Kabupaten Sleman sudah monitor dengan adanya kenaikan harga kedelai tersebut dan telah mengambil langkah untuk melakukan pengawasan di lapangan terhadap para produsen tahu tempe dan menghimbau agar harga tahu tempe di wilayah Sleman tetap stabil meskipun harga kedelai sampai saat ini belum mengalami penurunan. Dengan adanya kenaikan harga kedelai tersebut Disperindag Kabupaten
Sleman akan melakukan pendataan terhadap pabrik/produsen tahu tempe yang berada di wilayah Kabupaten Sleman dengan maksud untuk mengukur dampak kenaikan harga kedelai terhadap para pengusaha tersebut guna menentukan langkah kebijakan pemerintah setempat untuk mengantisipasi dampak yang ditimbulkan seperti langkanya ketersediaan serta naiknya harga bahan baku di wilayah Kabupaten Sleman.(bar)
0 Comments