Yayasan Imaji Mencoba Solusi Atas Resiko Bunuh Diri

 



Gunungkidul (newsflash-ri)____Yayasan INTI MATA JIWA disingkat IMAJI didirikan di Gunungkidul pada tanggal 18 Maret 2017 adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) berasas Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi, IMAJI berkarya dalam bidang kesehatan jiwa, psikologi, dan pengembangan sumber daya manusia.


IMAJI lahir dari kerinduan untuk berkarya nyata mulai dari langkah-langkah kecil dalam ikut berupaya menanggulangi permasalahan kesehatan jiwa, peningkatan ketahanan kesehatan jiwa masyarakat, pembangunan kapasitas sumber daya manusia, upaya melawan stigma kesehatan jiwa, dan secara khusus turut mendedikasikan diri dalam usaha penanggulangan bunuh diri di wilayah Gunungkidul termasuk upaya melawan stigma bunuh diri.


Berbasis pada sains dan teknologi, serta berprinsip pada nilai-nilai kemanusiaan, kerelawanan, lintas agama dan keyakinan, IMAJI melaksanakan: knowledge sharing, konseling dan support group penyintas masalah kesehatan jiwa dan bunuh diri, pengembangan kapasitas komunitas, advokasi pemangku kebijakan, penelitian-pendokumentasian-publikasi masalah kesehatan jiwa dan masalah bunuh diri untuk kepentingan praksis peningkatan ketahanan kesehatan jiwa masyarakat dan penanggulangan serta pencegahan bunuh diri.


Proses pembangunan yang lebih menitikberatkan pada ukuran-ukuran pencapaian pembangunan fisik disadari atau tidak telah berdampak dilematis pada problematika adaptasi sumber daya manusia termasuk permasalahan kesehatan jiwa masyarakat. Terdapat berbagai permasalahan kesehatan jiwa dan permasalahan sumber daya manusia yang terabaikan dan tak tertangani, sehingga pembangunan manusia seutuhnya sebagai subjek dan objek pembangunan belum terwujud dengan baik.


Masih adanya pembiaran orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) dan orang dengan dengan gangguan jiwa (ODGJ) tidak tertanggulangi secara medis, adanya stigma bahwa ODMK dan ODGJ adalah sampah masyarakat yang perlu dikucilkan tak layak berbaur dengan anggota masyarakat lainnya menjadi sebagian kecil bukti faktual gap antara pembangunan fisik dan pembangunan mental masyarakat.


Fenomena masih tingginya kejadian bunuh diri di wilayah Kabupaten Gunungkidul juga menjadi penanda masih adanya permasalahan serius dalam penanganan kesehatan jiwa masyarakat. Stigma yang dilekatkan pada pelaku dan keluarga bunuh diri juga kepada ODMK dan ODGJ meneguhkan bahwa upaya perawatan, pemulihan, serta upaya preventif dan promotif perlu terus dilakukan untuk mengingkatkan ketahanan kesehatan jiwa masyarakat dan pembangunan kualitas sumber daya manusia. (han)

0 Comments